MATALENSA.ID, MAMASA – Penjabat (Pj) Bupati Mamasa, Yakub F Solon mengajak para perantau Mamasa untuk ikut andil dalam penanganan stunting di Kabupaten Mamasa.
Menurut Yakub, permasalahan stunting di Mamasa harus dikerja secara bersama, termasuk melibatkan semua masyarakat Mamasa yang merantau di luar.

Hal tersebut sejalan dengan budaya Mamasa yakni ‘Mamase’ saling mengasihi, saling mempedulilan dan suka berbagi.
Yakub menceritakan kebiasaan masyarakat Mamasa zaman dahulu jika ada orang bermaksud jahat masuk di kampung seperti pencuri maka gendang dibunyikan (Dipatiti’) dan semua orang dalam kampung berkumpul untuk mengejar dan menangkap pencuri tersebut.
“Pada masa orang tua dulu, kita kenal istilah ‘dipatiti’. Kalau ada orang jahat masuk di kampung langsung bunyikan gendang, semua orang pasti berkumpul dan serempak melakukan tindakan menangkap penjahat tersebut,” urai Yakub saat menyalurkan bantuan stunting dari Pemprov Sulbar yang dikumpulkan dari sumbangan ASN.
Pj bupati menganalogikan stunting sebagai orang jahat yang harus ditangani bersama-sama. Kini pemerintah telah membunyikan gong (dipatiti’) dan semua pihak harus bersama-sama menangani stunting.
Yakub juga mengajak semua ASN khusunya kepala OPD lingkup Pemkab Mamasa menyisipkan sedikit penghasilan untuk tangani stunting.
“Saya mengajak semua ASN dan para kepala OPD untuk menyisipkan penghasilan minimal pembeli 1 rak telur untuk dibagikan kepada anak stunting. Ini demi menyelamatkan ribuan gerenasi kita,” ungkap Yakub.
Dikatakan, Saat ini teman-teman ASN Pemprov Sulbar dengan iklas dan tulus menyisipkan sedikit penghasilannya untuk membantu penanganan anak-anak stunting di Mamasa.
“Teman-teman kita dari Pemprov Sulbar sudah datang membatu kita, jadi kita ASN Kabupaten Mamasa jangan tinggal diam. Mari kita berbuat, tunjukkan bahwa kita betul-betul mamase,” ungkapnya.
Penyelesaian masalah 4 plus 1 khususnya stunting, lanjut Yakub, wajib digalakkan demi membentuk generasi unggul Mamasa.
Untuk diketahui, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa per 30 September 2023, Jumlah sasaran penangan stunting sebanyak 11.616 anak. Jumlah ini menempatkan Kabupaten Mamasa sebagai daerah terbanyak ke tiga kasus stunting di Sulbar.