Desembar 2019 Mamuju Inflasi 0,70 Persen

Populer

MAMUJU,MATALENSA.ID—Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sukawesi Barat (Sulbar) kembali melakukan rilis soal perkembangan indeks harga komsumen inflasi,Kamis (02/01)

Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia pada bulan Desember 2019, menunjukkan bahwa 72 kota mengalami inflasi dan 10 kota mengalami deflasi.

Inflasi Tertinggi terjadi di Batam sebesar 1,28 persen dengan IHK 139,73 dan terendah di Watampone sebesar 0,01 persen dengan IHK 135,06.

Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,88 persen dan terendah di Bukittinggi dan Singkawang dengan nilai masing-masing 0,01 persen.Mamuju menempati urutan ke-12 dari 72 kota yang mengalami inflasi.

Inflasi di Mamuju pada Desember 2019 terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh peningkatan indeks harga pada enam kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan 1,86 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,72 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,15 persen; sandang 0,09 persen; pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,07 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,51 persen. Sementara itu kelompok kesehatan relatif stabil atau tidak mengalami perubahan.

Tingkat perubahan indeks tahun kalender dan perubahan indeks tahun ke tahun Desember 2019 di Mamuju adalah inflasi 1,43 persen.

Menurut Kapala BPS Sulbar Win Rizal mengatakan bahwa berdasarkan hasil pemantauan harga eceran berbagai komoditas barang dan jasa van dilakukan BPS di Kota Mamuju pada bulan Desember 2019 terjadi inflasi sebesar 0,70 perse atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 133,59 pada November 2019 meniad 134,52 pada Desember 2019.

“Untuk bulan Desember 2019 Mamuju mengalami peningkatan  Inflasi 0,70 persen.”Jelasnya Win Rizal

Sedangkan tingkat perubahan indeks tahun ke tahun (Desember 2019 terhadap Desember 2018) adalah inflasi 1,43 persen.

Dikrtahui bahwa peningkatan indeks harga terjadi pada enam kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan 1,86 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,72 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,15 persen; sandang 0,09 persen; pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,07 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,51 persen. Sementara itu kelompok kesehatan relatif stabil atau tidak mengalami perubahan.

“Masing-masing kelompok pengeluaran memberikan sumbangan inflasi/deflasi berdasarkan bobot dan tingkat harga yang terjadi pada kelompok tersebut.”Terangnya

Kelompok yang memberi andil inflasi adalah kelompok bahan makanan 0,44 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,12 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,04 persen; kelompok sandang 0,01 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,08 persen.

Sementara itu kelompok kesehatan memiliki andil yang sangat kecil yaitu mendekati 0,00 persen.(rls/dyf)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terbaru