MAMUJU, MATALENSA.ID — Riak-riak pesta demokrasi lima tahunan mulai nampak, berbagai aktivitas menuju pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak mulai terlihat, berbagai aktivitas produksi dan ekonomi diharapkan meningkat, pun di Provonsi Sulawesi Barat.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Kepala BI Sulawesi Barat, Gunawan Purbowo saat dilakukan wawancara di Hotel Maleo-Mamuju, beberapa hari yang lalu.
Kata dia, dalam proses pemilu tentu saja banyak faktor yang bisa menjadi peluang peningkatan ekonomi bagi para pelaku usaha, baik pada bidang tekstil pun kuliner. Tentu saja pada kegiatan menuju pilkada serentak itu banyak didukung oleh dua komoditas itu.
”Biasanya kalau menuju Pilkada kan banyak kegiatan, tentu saja menggunakan jasa seperti baju untuk kampaye, makanan ringan, bahkan sampai Banner,” tuturnya.
Ia melanjutkan, proses itu juga tentu saja bisa menjadi peluang untuk UMKM, apalagi saat ini pihaknya bersama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Barat tengah berfokus pada pengembangan UMKM.
”Jadi kami juga bersama pemerintah terus membuka peluang untuk para UMKM,” bebernya.
Tentu saja, kata dia, itu adalah upaya untuk membuka peluang ekonomi untuk masyarat agar nilai beli meningkat dan juga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Sulbar.
Ia mengutarakan, pertumbuhan ekonomi Sulbar pada kwartal II tahun 2024 ini itu sebesar 4,3 persen. Namun pertubuhan ekonomi tersebut masih didominasi pada sektor pertanian, tertuma pada komoditas kelapa sawit. ”Kalau kwartal II ini masih di dominasi kelapa sawit,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan, pertumnuhan ekonomi kwartal II tahun ini lebih rendah selihnhya mencapai 2,1 persen. Pertumbuhan Ekonomi pada Kwartal I tahun 2024 ini sebesar 6,4 persen.
”Meski lebih rendah dari kwartal I, tapi pertumbuhan ekonomi periode berjalan ini juga meningkat,” imbuhnya.
Ia berharap, inflasi di Sulbar terus dapat terkendali, sebab sampai sejauh ini kata Gunawan terbilang masih terkendali.
Kata dia, Infalasi di Sulbar pada bulan agustus ini, sebesar 1,59 persen
Berdasarkan daerah sampel penarikan data inflasi Sulbar Infalsinya itu masing-masing Kabupaten Majene sebesar 1,49 persen dan Kabupaten Mamuju sebesar 1,72 persen.
”Kan tidak baik juga kalau terlaluh murah, kan produsen bisa jadi malas untuk lakukan kegiatan produksi,” ujarnya.
Ia menyampaikan, faktor penyebab inflasi pada periode agustus ini diantaranya biaya penndidikan.
”Karena ini masih dalam proses pembayaran biaya sekolah,” kuncinya.