JAKARTA,MATALENSA.ID–Teroris itu tak beradab. Maka mereka yang melakukan tindakan teror dan mereka yang berada di belakangnya sebagai pendukung dan pembela tindakan terorisme, sama bedebahnya dengan para teroris itu sendiri.
IWO mengutuk keras tindakan teror yang terjadi di Gereja Santa Maria, Surabaya, Jawa Timur, melalui bom bunuh diri.
“Kami lihat kejadian ini terjadi upaya bunuh diri,” kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Surabaya, Minggu (13/5/2018).
Menurut Frans, bom meledak di halaman gereja. Ada dua orang dinyatakan meninggal, termasuk pelaku.
Sementara yang terluka ada 13 orang, yakni 2 polisi dan 11 masyarakat yang merupakan umat gereja.Bom disebut meledak sekitar pukul 07.15 WIB.
Entah apa yang sesungguhnya mereka kejar dan tuju? Sorga? Jangan-jangan sorga yang mereka tuju tak sama dengan sorga kita sekalian, kendati mereka mengaku seagama dengan kita.
Maklumlah, bukankah agama kita mengajarkan kasih sayang kepada sesama, seperti yang juga diajarkan Allah melalui Nabinya? Bismillahirrahmanirrahim.
Bukankah Tuhan mengajarkan kepada mahluknya untuk menebarkan cinta kasih di muka bumi?
Bukankah Yang Maha Hidup mengutuk setiap tindakan bunuh diri dan tentu saja mengutuk tindakan membunuh sesama?
Tapi begitulah, tiap kali terjadi tindakan teror dengan bom atau senjata lainnya, benak saya senantiasa bertanya, di mana sebenarnya alamat sorga mereka?
Adakah mereka akan dijemput bidadari berparas elok seperti yang dijanjikan oleh Tuhan?
Akankah mereka menempati
Istana yang pada halamannya terhampar taman indah dengan pohonan penuh buah segar dan di bawahnya mengalir dan berkelok sungai madu?
Kawan-kawan IWO di mana pun berada, tindakan teror dalam segala bentuknya, adalah pengingkaran terhadap perjuangan kita, perjuangan IWO yang
memiliki spirit Membangun Peradaban dan Kemanusiaan.
Maka haram bagi kita kini dan nanti memberikan panggung kepada mereka yang berniat memecah belah kita sebagai bangsa yang akan berujung pada penghancuran nilai-nilai kemanusiaan kita.
Keterbukaan kita, kesabaran kita, selama ini, ternyata telah dimanfaatkan oleh mereka yang ternyata lebih mementingkan kelompok mereka sendiri yang akan membangun tatanan kehidupan versi mereka yang antitoleransi dan antipersahabatan sesama mahluk.
Cukup sudah pelajaran yang kita dapat dari mereka mengenai kekejaman dan angitoleransi. Kini saatnya kita menutup halaman media kita buat mereka dan mengisinya dengan berita-berita yang menyejukan, berita-berita yang memulyakan kemanusiaan.
Jakarta, 13 Mei 2018
Ketua Umum Ikatan Wartawan Online
Jodhi Yudono