MAMUJU,MATALENSA.ID–Sungguh malang nasib Muliadi, lelaki asal Loa Sakoh Kecamatan Kembang Janggut, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), yang harus hidup tanpa lengan lantaran mengalami kecelakaan saat kerja menjadi buruh bangunan.
Kejadian yang terjadi pada Kamis 3 November 2016 silam membuat kaki kiri dan kedua lengannya tersengat arus listrik saat bekerja menjadi buruh bangunan di Jalan Andi Dai Mamuju.
Saat itu pulahlah , Mulyadi bagai setengah manusia. Aktifitasnya terbatas. Makan dan minum pun harus melalui tangan sang istri tercinta dan anaknya.Sering kali jika istrinya sibuk, putra sulungnya, Duta Setiawan yang baru beranjak 13 tahun yang menyuapi Muliadi.

“Bergerak saja saya sangat kesulitan pak. Kalau mandi dan buang air dibantu istri saya ,” ungkap Muliadi saat ditemui, Selasa (6 03/2018)
Ia pun mengungkapkan bahwa ia telah dikunjungi oleh Bupati Mamuju, Habsi Wahid, namun usai kunjungan tersebut tak ada solusi atas nasibnya maupun tindak lanjut bantuan yang disalurkan bagi Muliadi dan ketujuh anaknya.
Sementara itu,Anggota Komisi I DPRD Mamuju, Syamsuddin yang juga ikut berkunjung kekediamannya dijalan Ir. Djuanda Kecamatan Mamunyu, Kabuapten Mamuju Sulawesi Barat (Sulbar) mengungkapkan keprihatinannya akan kondisi Pria tersebut.

(Photo SudyrUnder)
Syamsuddin berharap agar pemerintah kiranya dapat kembali memberikan bantuan dan mencarikan solusi bagi salah satu warganya itu, seperti bantuan bedah rumah dan juga lapangan kerja bagi istrinya untuk menghidupi ketujuh anaknya.
“Kami sangat berharap agar Pemkab Mamuju dalam hal ini dinas Sosial Mamuju maupun Provisi ,dapat turun langsung melihat kondisi pak muliadi ini, sekaligus memberikan bantuan program bedah rumah maupun bantuan penguatan ekonomi bagi istri beliau agar dapat menghidupi keluarganya,” Tegas Politisi PKS tersebut.
Sekedar diketahui bahwa Muliadi saat ini tinggal digubuk samping rumah iparnya yang berukuran sepanjang tujuh meter dan lebar tiga meter tanpa sekat serta tak memiliki fasilitas MCK.
Ekonomi Muliadi lah telah berdampak pada pendidikan anaknya. Dari tujuh, hanya dua putra Muliadi yang melanjutkan pendidikan. Masing-masing Satrio (11) dan Muhammad Yusuf (10). Mereka tengah menimbah ilmu di SDI Binanga I, sebagai murid kelas VI dan II. Sementara , Siti Aisya (8), sementara itu Muhammad Topan Ramadhan (7) tidak melanjutkan sekolah lantaran tak memiliki biaya.(*)
Penulis: Sudyr-Dyfa
Editor : Dyfa Regian Putry