spot_img
Monday, October 13, 2025

Sayembara Logo Hari Jadi Sulbar di Soal, Begini Penjelasan Panitia

spot_img

MAMUJU, MATALENSA.ID — Panitia pelaksana sayembara Logo Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) yang ke 19 tahun di dunga curang dalam proses penilaian Like post terbanyak.

Kecurangan tersebut dialami oleh salah satu peserta sayembara Logo HUT Sulbar ke 19, sebut saja namanya Muh. Fachrizal.

Muh Fachrizal saat ditemui Awak Media menceritakan kronologis kejanggalan yang dialaminya saat ikut sayembara logo HUT Sulbar ke 19 tahun.

Fachrizal  pun menjelaskan pada saat proses pengumpulan “Like Post” berlangsung, jumlah like post yang diperoleh karyanya unggul di akun Instagram  pemprov Sulbar dengan berjumlah 18.724 like (suka) hingga akhir penutupan batas like (suka) dan hal itu masih terlihat oleh publik.

“Selama tiga hari karya kami ditampilkan di akun Instagram Pemprov Sulbar, dan sampai penutupan saya unggul di akun Pemprov sebanyak 18.731 like (suka). Tapi setelah jeda, yaitu dari jam 12 hingga jam 5, keluarlah pengumuman, dan saya juara 2. Sedang juara 1 jumlah like-nya berjumlah 29.282,” ungkap Fachrizal, Jumat (1/9).

Diketahui, jumlah like post (suka) yang diperoleh juara pertama dirasa janggal oleh Fachrizal sebab, sebelum batas waktu penilaian berakhir, ia sempat melakukan screenshot (rekam layar) postingan yang menampilkan karya juara pertama.

“Dari hasil screenshot (rekam layar) saya sebelum batas waktu berakhir, jumlah like (Suka) dari yang juara 1 itu berjumlah 5.705. Tapi setelah pengumuman pemenang keluar malah naik menjadi 29.282 like,” jelasnya.

Dengan hasil yang diperoleh Muh.Fachtizal mendapatkan intimidasi oleh panitia pelaksana sayembara logo hut Sulbar untuk tidak terlalu menyebarluaskan informasi karyanya untuk mendapatkan like di postingan akun Instagram Pemprov Sulbar melalui pesan singkat WhatsApp karena menurut panitia jumlah like post nya sudah unggul pada Kamis (31/8) malam  sekitar pukul 21.00 WITA.

“Tabe kak, ku peringatkan ki ini jangan terlalu kita push nanti pimpinan pantau, bisa keluarkan keputusan sepihak. Kan ini jauh sekali maki, tahan-tahan  mi dulu kak, ketinggalan 2 lap mi peserta lain,” demikian bunyi pesan WhatsApp tersebut.

Atas kejadian tersebut, Muh. Fachrizal pun kini melaporkan Panitia Sayembara Logo HUT 19 Sulbar ke Ombudsman Perwakilan Sulbar dan langsung diterima oleh Kepala Keasistenan Penerimaan dan Verifikasi Laporan Ombudsman Sulbar Bob Jafar.

Sementara itu, Koordinator Seksi Humas Publikasi dan Dokumentasi, Mustari Mula menjelaskan sayembara logo hari jadi dilaksanakan dalam rangka melibatkan masyarakat menyambut Hari Jadi Sulbar ke-19 tahun

Mustari menyebutkan ada 60 lebih karya yang masuk. Setelah dilakukan penilaian dari tim kepanitian.

“Terima kasih atas semua karya masyarakat, semuanya bagus-bagus, namun sebagaimana menjadi kesepakatan kepanitiaan, hanya sembilan yang akan dipilih untuk lanjut tahapan penilaian berikutnya,”kata Mustari, Minggu (3/9).

Tahapan berikutnya, 9 logo terbaik di posting melalui akun yang telah disepakati panitia, lalu dilakukan penilaian dari jumlah like postingan logo tersebut.Proses penilaian ini berlangsung dari 29 Agustus.

Hari pertama dan kedua Panitia Pelaksana Hari Jadi Sulbar mendapatkan laporan adanya karya plagiat diantara 9 karya. Hal itu pun langsung ditindaklanjuti dengan mendiskualifikasi dua karya dimaksud. Tersisa 7 karya logo peserta proses like postingan berlangsung hingga 31 Agustus.

Hasilnya, Juara I dengan jumlah like 29.281, Juara II 18.712 dan Juara III 4.077.
“Inilah menjadi rujukan panitia dalam menentukan pemenang sayembara logo hari jadi Sulbar,” kata Mustari.

Belakangan, lanjut Mustari, pihaknya mendapatkan protes dari salah satu peserta. Hal ini pun ditindaklanjuti dengan melakukan evaluasi internal utamanya admin media sosial Pemprov yang terus memantau like postingan dari karya logo yang disayembarakan..

Kata Mustari, pantauan admin, dihari pertama kedua ada salah satu peserta yang agak menonjol karena jumlah like nya jauh dari peserta lainnya. Yakni 18.000 sementara peserta lainnya dibawah 5000. Namun setelah di hari terakhir peserta yang dihari sebelumnya jauh dari peserta lainnya ini justru tertinggal dari salah satu peserta dengan jumlah like mencapai 29 ribu lebih.

Dia menjelaskan, sayembara dengan model penilaian berdasarkan jumlah like memang menuntut peserta tak hanya bersaing pada kemampuan desain grafis tetapi juga kemampuan berkompetisi untuk memperbanyak like media sosial yang digunakan.dengan cara dan strategi masing – masing.

“Hal ini sangat bergantung pada teknik dan strategi para peserta. Sama halnya dengan kompetisi talent dengan menggunakan penilaian dari jumlah SMS terbanyak. Biasanya dimenit- menit terakhir sebelum aplikasi di tutup di situlah kelihaian dan kecepatan peserta memperbanyak like dengan teknik dan caranya masing – masing,” terang Mustari.

Begitupun pada sayembara ini, menurutnya ini juga akan menjadi evaluasi ke depan sebab faktanya persaingan jumlah like ini justru menjadi persoalan.

“Bisa saja terjadi dimenit – menit terakhir sebelum ditutup tiba- tiba ada yang menggelembung jumlah like nya karena di menit- menit terakhir mereka sudah tahu kekuatan kompetitornya lalu mereka segera tingkatkan lagi jumlah like nya sebelum ditutup. Karena adik – adik yang ikut berlomba ini selain adu kreatifitas desain logo juga adu ketangkasan dan strategi meningkatkan like berdasarkan caranya masing-masing. (*)

spot_img

Baca juga

- Advertisement -
Terpopiler