MAMUJU,MATALENSA.ID— Festival Sandeq Race tahun 2018 memasuki etape terakhir, yakni pesisir pantai Manakarra, Kabupaten Mamuju, Kamis (16/8/2018).
Sebanyak 22 Sandeq yang berhasil fhinis di pantai Mamuju, setelah mengarugi lautan Mandar selama satu pekan dari Kabupaten Polewali Mandar sejak 11 Agustus lalu, yang dilepas langsung oleh Wakapolda Sulbar Kombes Pol Endi Sutendi.
Pagi kemarin, Jumat (17/8/2018), Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar,secara resmi melakukan penyerahan hadiah dalam bentuk piala dan uang pembinaan kepada para passandeq di Germaga Pelabuhan Lanal Mamuju.
Meski telah selesai, namun kalangan masyarakat masih menilai bahwa pelaksanaan event Nasional ini tahun ini, terkesan hanya menggugurkan kewajiban panitia pelaksana saja.
Pasalnya, pelaksanaan Festival Sandeq Race yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat, atau tidak sesuai dengan perencaan rencana awal panitia pelaksana.
“Rencana awalkan akan ada pesta rakyat, namun kenyataanya hari ini tidak sesuai yang direncanakan panitia, jadi ini hanya terkesan acara panitia dan passandeq tidak ada masyarakat yang ikut menyaksikan di Mamuju,”kata salah seorang warga Arman kepada Wartawan
“Ini event nasional, tapi kenapa hanya terkesan menggugurkan kewajiban, tidak diketahui secara luas oleh masyarakat, ini artinya tidak ada kesipan dan publikasi yang baik kepada publik,”lanjutnya.
Arman yang juga Kabag Hukum KPU Sulbar menuturkan, mestinya di Mamuju menjadi puncak acara dan diselenggarakan sosialisasi kepemiluan oleh KPU, namun karena kurangnya masyarakat yang hadir dan tidak adanya kesiapan panitia secara maksimal sehingga tidak dilaksanakan.
“Kita berharap acara puncak di Mamuju, karena sesuai rencana akan ada pesta rakyat, tapi tidak sesuai dengan harapan. KPU Sulbar hanya melakukan sosialisasi di Deking Malunda,”tuturnya.
Kepala Dinas Pariwisata Sulbar Farid selaku ketua panitia pelaksana memang mengakui adanya cacian dari sejumlah pihak terkait pelaksanaan Sandeq Race tahun ini, karena dinilai tidak maksimal, seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Bagi saya pelaksanaan Sandeq Race tetap berhasil, memang banyak aliran berpikir dilingkungan kita, saya tidak pedulikan itu, saya mau berbuat yang terbaik saja lalu tersesarah masyarakat yang akan mengukur seperti apa tahun ini dan tahun lalu,”kata Farid kepada wartawan.
“Kalau masyarakat mengatakan ini terbaik yah terbaik, tapi kalau masyarakat mengatakan tahun lalu lebih baik, yang tentu akan kita evaluasi,”ujarnya menambahkan.
Farid mengatakan, memang waktu persiapan kegiatan ini sangat terbatas sehingga tidak ada waktu untuk mendesain kegatan ini lebih bagus. Sehingga mereka hanya berupaya melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuan.
“Yang penting niat kita, Festival Sandeq Race ini harus jalan, tidak boleh tidak apapun caranya. Tapi insyaallah ke depan kita akan berusaha lebih baik lagi,”ujanya.
Farid mengungkapkan, tadi panitia pelaksana awalnya merencanakan akan finish dan acara seremoni di Anjungan Pantai Manakarra. Namun, karena arahan gubernur sehingga dilaksanakan di Germaga Lanal Mamuju.
“Jadi aspek teras Sandeq yang kita rencanakan, ada tiga di dalamnya, pertama edukasi dan sosialisasi dan atraksi kesenian. Tapi memang yang kuat di Polewali dan Majene acaranya, nanti tahun depan kita maksimalkan karena ini betul-betul konsepnya hanya dua bulan lebih,”tuturnya.
Terkait, kurangnya masyarakat yang hadir, Farid juga mengakui memang pihak panitia kurang melakukan sosialisasi di Mamuju, karena spanduk dan umbul lambat didistribusikan dari Polman ke Mamuju sebagai media publikasi kepada masyarakat.(*)