MAMASA, MATALENSA.ID—Pemerintah Kabupaten Mamasa lewat Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Yayasan Pengembangan Masyarakat Mamasa/Mamasa Community Development Foundation (MCDF), Senin 15 Januari 2018 menggelar Seminar Hasil Penelitian Bahan Makanan Berformalin Di Kabupaten Mamasa yang dilaksanakan di Hotel Matana 2, Osango, Kabupaten Mamasa.
Hadir mewakili Bupati Mamasa membuka acara, Asisten Bidang Administrasi Umum Setda Mamasa, Asfarnuryadin, S.Pd.,M.Kes., Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Mamasa, Marthinus Tiranda, Sejumlah Pejabat Eselon II, Ka. BPS Mamasa, sejumlah Camat Kab. Mamasa, Pengurus Lembaga Adat, BEM Mahasiswa dari berbagai kampus, Pengurus Sinode PPGTM, Pengurus Sinode PPrGTM, Pengurus Pemuda Mesjid, Asosiasi Pedagang Ikan Mamasa, dan sejumlah organisasi masyarakat lainnya serta sejumlah media yang hadir meliput.
Materi seminar disampaikan oleh, Rezin Pualillin, Kadis Perikanan Kabupaten Mamasa, dr. Hajai S. Tanga, Kadis Kesehatan, Dr. Netty Nurmuliawaty, Apt. M. Kes, Kepala Badan Pengawasan Obat & Makanan (BPOM) Sulbar, panelis oleh Dr. Mithen Lullulangi, Pembina sekaligus peneliti senior Mamasa Community Development Foundation, serta moderator oleh Fiktor Parantang, Sekum PS PPGTM dan MCDF.
Oleh pemateri baik Dinas Kesehatan maupun Dinas Perikanan menjelaskan bahwa pihaknya sepanjang TA 2017 telah pengambilan ratusan sample diwilayah Kabupaten Mamasa, sample-sample tersebut diteliti oleh otoritas pengawasan makanan yaitu BPOM Sulbar.
Sementara Ka. BPOM Sulbar Dr. Netty Nurmuliawati, Apt., M.Kes.,dalam paparannya terkait hasil pengawasan produk makanan dan obat sepanjang 2017 diwilayah kerjanyanya mengatakan bahwa untuk jenis ikan dari 142 pengujian Laboratorium ditemukan 18 jenis ikan yang positif mengandung formalin yakni ikan basah 3 kasus, ikan kering 11 kasus dan cumi-cumi 4 kasus termasuk diantaranya 1 sample yaitu cumi-cumi ditemukan di Kabupaten Mamasa.
Lanjutnya selain jenis ikan yang ada dipasar, pihaknya juga menemukan bahan makanan dan makanan yang mengandung bahan berbahaya seperti makanan yang dijual di sekolah-sekolah yang mana dalam tahun 2017 lalu ditemukan ada 3 sample dari 709 sample yang diuji, ditemukan 1 sample nasi kuning yang mengandung formalin, 1 sample sambusa mengandung formalin dan jajan bandang juga 1 sample yang mengandung formalin. Hal yang sama ditemukan pada pangan olahan dan Pjas rutin.
Diseminar ini, Ka. BPOM Sulbar mengingatkan agar masyarakat terutama bagi kaum ibu supaya dapat lebih mengenali ciri-ciri bahan makanan yang mengandung formalin atau bahan makanan yang mengandung bahan berbahaya lainnya.
Asfarnuryadin yang juga pernah menjabat sebagai direktur RSUD Kondosapata mengatakan bahaya zat-zat kimia yang tertelan oleh manusia setelah terakumulasi bisa menyebabkan kanker dan penyakit lainnya.
Sementara, Wakil Ketua DPRD Mamasa, Marthinus Tiranda mengatakan bahwa kegiatan seminar yang terselenggara hari ini didasari oleh rasa keprihatinan semua pihak dan diharapkan setelah seminar ini dilaksanakan ada tindak lanjut dalam bentuk tim pengawasan terpadu. (Leo)
Piblish: Dyfa